Trending

Energi Bersih PLN Jadi Primadona, Industri Besar Beralih Gunakan Layanan REC

 

PENANDATANGAN: Jalin kerjasama PLN dengan Industri - Foto Istimewa

BANUATODAY.COM, BANJARMASIN – Penggunaan energi baru terbarukan melalui Renewable Energy Certificate (REC) semakin diminati.

Kali ini salah satu pelanggan besar PT Borneo Indobara (BIB) yang memiliki daya 6.055.000 VA menjadi pelanggan tegangan menengah (TM) yang menggunakan layanan listrik REC PLN sebanyak 19.056 Unit REC. Satu unit REC setara dengan 1 Mega Watt hour (MWh).

General Manager Project Expansion PT BIB, Adi Supriyatna mengatakan bahwa kerjasama dengan PLN sudah berlangsung cukup lama yakni sejak 2019 ketika PT BIB melakukan penambahan daya listrik karena kebutuhan operasional yang semakin tinggi.


"Kerjasama dengan PLN sudah berjalan dengan sangat baik dan cukup lama, kami sangat percaya dengan keandalan suplai listrik yang diberikan PLN, sehingga kami akan selalu mempercayakan solusi kebutuhan energi kami kepada PLN", ujar Adi dalam kegiatan penandatanganan perjanjian jual beli REC di Hotel G'Sign Banjarmasin, Selasa (30/5/2023) lalu.


PT BIB pun siap mendukung program penggunaan energi baru terbarukan dengan menggunakan layanan REC PLN. 

"Kami juga siap mendukung percepatan program Nett Zero Emission pemerintah melalui penggunaan layanan REC, apalagi REC PLN ini sangat murah jika dibandingkan dengan negara lain. Semoga langkah kami ini bisa diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya," sambung Adi.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan, bahwa harga jual REC yang ditawarkan oleh PLN terbilang murah jika dibandingkan dengan harga yang dipatok di sejumlah negara lain seperti India dan Australia, yakni berada di angka Rp35.000, sedangkan untuk di India Rp180.000 dan di Australia Rp300.000 per 1 unit REC dengan kapasitas 1MWh.

Sesuai dengan SK ESDM "Faktor Emisi GRK Sistem Ketenagalistrikan", Grid Barito memiliki Faktor Emisi sebesar 1,10 Ton CO2/MWh. Sehingga dalam hal ini PT Borneo Indobara mendukung pengurangan Emisi Karbon pada Scope 2 (Pemakaian Listrik Perusahaan) sesuai dengan pengertian dari Greenhouse Gas Protocol yaitu sebesar 20.962 Ton CO2 pada pembelian REC ini.

General Manager PT PLN (Persero) UID Kalselteng, Muhammad Joharifin mengapresiasi langkah industri yang beralih ke energi bersih. 

“Kami mengapresiasi dukungan para pelanggan PLN yang telah mendukung program transisi energi bersih dengan menggunakan energi REC ini,” ujar Joharifin.

Selain PT Borneo Indobara, juga terdapat 2 pelanggan besar PLN lainnya yang akan memanfaatkan layanan energi hijau ini, yakni Bridgestone Kalimantan Plant dengan daya 412.300 VA, dan  PT Pamapersada Nusantara daya 526.500 VA, dengan jumlah total 2.898 unit REC PLN.

"Langkah ini adalah bukti nyata kolaborasi PLN dengan pelaku usaha dan industri untuk mendukung transisi energi bersih di Tanah Air. Pendapatan dari penjualan REC ini akan dialokasikan untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sehingga sangat sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menekan emisi karbon dunia pada Presidensi G20 lalu," lanjut Joharifin.

REC merupakan salah satu inovasi produk hijau PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang transparan, akuntable dan diakui secara internasional tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur.

"Melalui REC, PLN menghadirkan opsi pengadaan untuk pemenuhan target sampai dengan 100 persen penggunaan energi terbarukan. Cara pengadaan atau pembeliannya pun relatif mudah dan cepat," tutur dia.

REC dapat di beli baik untuk individu maupun korporasi, 1 unit REC setara dengan 1 MWh. Bagi pelanggan yang berminat untuk membeli REC dapat langsung mengunjungi website https://layanan.pln.co.id/renewable-energy-certificate atau khusus untuk pelanggan korporasi dapat melalui account executive pada kantor PLN terdekat.

"Mari para investor, pelaku usaha dan pelanggan besar lainnya agar bisa memanfaatkan layanan REC PLN ini, agar bisa bersama-sama ikut andil dalam percepatan penurunan emisi karbon sebagai wujub mencintai alam dan lingkungan," tutup Joharifin.(rls/fsl)

Lebih baru Lebih lama