LAPANGAN - Jajaran Disbunak Kalsel melakukan peninjauan lapangan di kebun sawit. (Dok. Diskominfo MC Kalsel) |
BANUATODAY.COM, BANJARBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalsel terus menggencarkan produksi dan industri hilirisasi produk hasil perkebunan seperti kelapa sawit, karet, hingga sarang burung walet guna meningkatkan nilai ekspor Kalsel, Banjarbaru, Minggu (18/06/2023) .
Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi mengatakan beberapa inovasi dan strategi yang telah dilaksanakan dan akan terus dikembangkan dalam upaya peningkatan ekspor komuditas perkebunan dan peternakan di Kalsel yang pertama adalah peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit serta industri hilirisasi kelapa sawit.
“Provinsi Kalsel merupakan salah satu penghasil sawit dengan luasan sebesar 497.261 hektare yang diusahakan oleh 89 perusahaan perkebunan besar swasta/negara serta perkebunan rakyat yang luasannya mencapai 106.000 hektare dan terdapat 45 Pabrik kelapa sawit dengan produksi CPO mencapai 1,561.147 ton/tahun serta industri hilirisasi berupa 3 pabrik minyak goreng dengan kapasitas produksi 5.750 ton/ hari dan 3 pabrik Biodisel dengan kapasitas produksi 2.500 ton/per hari,” kata Suparmi.
Saat ini disampaikan Suparmi, penyumbang ekspor terbesar adalah komuditas kelapa sawit, di nomor dua adalah karet dan yang terkecil yaitu daun sena.
Suparmi menjelaskan, berdasarkan data dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin, komuditas ekspor perkebunan antara lain karet berupa karet lempengan, kelapa sawit berupa Palm Kernel Expeller, Palm Kernel Meal, RBD Palm Ollein dan RBD Palm Stearin serta Daun Sena (Daun Gulinggang).
Komoditas tersebut memiliki nilai ekspor perkebunan sampai dengan Mei 2023 mencapai Rp4.026.679.506.600,00.
Angka itu, naik 80,50 persen dibanding Nilai Ekspor Perkebunan pada Mei 2022 sebesar Rp2.229.552.308.658,00 dengan volume sebesar 347.839,13 ton mengalami peningkatan sebesar 123,52 persen dibanding volume ekspor perkebunan pada Mei 2022 sebesar 155.614,10 ton.
“Sedangkan komoditas ekspor peternakan adalah Sarang Burung Walet (SBW) dengan nilai ekspor sebesar Rp18.585.375.000,00 mengalami kenaikan signifikan sebesar 322,08 persen dibanding pada Mei 2022 sebesar Rp4.403.228.000,00 dengan volume sebesar 747,5 ton naik 174,81 persen dibanding volume ekspor SBW pada Mei 2022 sebesar 272 ton,” jelas Suparmi.
Pemprov Kalsel sesuai arahan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor akan terus mengembangkan inovasi dan strategi peningkatan ekspor komuditas perkebunan dan peternakan dan untuk itu diperlukan peran serta semua pihak yang terkait dengan pengembangan perkebunan dan peternakan di Kalsel. (pem/win)