PARIWISATA - Kawasan Pariwisata The Nusa Dua kembali dipercaya sebagai lokasi penyelenggaraan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF). (Dok. Tourism Development Corporation (ITDC)) |
BANUATODAY.COM, DENPASAR - Salah satu ajang pameran perjalanan dan wisata internasional paling terkemuka di Indonesia, Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) kembali diselenggarakan di The Nusa Dua.
The Nusa Dua merupakan kawasan pariwisata yang dikembangkan dan dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), perusahaan member Injourney Group.
BBTF 2023 memasuki tahun penyelenggaraan ke-9 pada tahun ini. Acara ini digelar pada 14 sampai 17 Juni 2023 di Bali International Convention Center (BICC), The Westin Resort Nusa Dua Bali.
”Sebagai pengelola The Nusa Dua, kami mengapresiasi pihak penyelenggara yang kembali memilih The Nusa Dua sebagai tuan rumah event BBTF untuk yang ke-9 kalinya," kata General Manager The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita.
"Pemilihan ini menunjukkan kepercayaan pihak penyelenggara terhadap kawasan kami sebagai destinasi Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) yang sangat memadai dari sisi fasilitas, infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta pengamanan terpadu, untuk menyelenggarakan event kombinasi antara meeting dan exhibition serupa BBTF," tambahnya.
BBTF diprakarsai oleh Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali sejak 2014 serta didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI serta Kementerian Luar Negeri RI.
BBTF 2023 yang bertema "“Reconnecting to Quality and Sustainable Tourism” mengangkat kualitas dan keseimbangan pariwisata, diikuti oleh 230 sellers dari 5 negara diantaranya China, Italia, Malaysia, Amerika dan Indonesia serta 350 buyers dari 51 negara.
Ketua Komite BBTF 2023 sekaligus Ketua ASITA Bali I Putu Winastra menjelaskan bahwa BBTF tahun ini ditargetkan mencapai Rp8.2 triliun, meningkat 63,5% dibanding dengan pencapaian BBTF 2022 sebesar Rp 5,2 triliun.
“Semoga ajang pertemuan sellers dan buyers ini mampu memberikan kontribusi dan keuntungan bagi seluruh pemangku kepentingan di Bali, serta Bali akan terus melakukan diversifikasi pertumbuhan ekonomi lewat pariwisata yang bukan hanya tergantung kepada jumlah kedatangan, namun juga quality tourism”," katanya.
Sejak penyelenggaraan pertama 2014, BBTF selalu mengambil tempat di kawasan The Nusa Dua, yang saat ini dilengkapi 22 hotel dan luxury villas atau setara dengan kurang lebih 5.597 kamar dan fasilitas MICE yang dapat menampung lebih dari 20.000 delegasi.
“Pemilihan kawasan The Nusa Dua sebagai lokasi penyelenggaraan event ini sejak pertama kalinya BBTF diselenggarakan tentunya karena kelengkapan fasilitas yang dimiliki oleh The Nusa Dua sebagai kawasan pariwisata terintegrasi, diantaranya tersedianya fasilitas konferensi dengan layanan luar biasa di BICC ini yang telah terpercaya sebagai lokasi perhelatan event-event internasional,” terang Winastra.
BICC, yang menjadi venue penyelenggaraan BBTF 2022, merupakan salah satu venue MICE terbesar dan terlengkap di Bali.
Rinciannya yaitu 2 unit fire brigade dengan 23 personil, CCTV sebanyak 143 unit yang tersebar di 39 titik kawasan The Nusa Dua, 3 pos Balawista di beach front hotel, security check pada 3 pintu masuk kawasan, serta Command Center sebagai pos komando kawasan yang sudah dilengkapi dengan antara lain unit Fire Brigade dan patroli Kawasan, CCTV terintegrasi, TV Monitor, Radio Komunikasi terintegrasi, serta Warning Receiver System (WRS) yang merupakan alat komunikasi penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.
“Kami berterima kasih kepada pihak penyelenggara atas kepercayaan kepada The Nusa Dua untuk kembali menjadi tuan rumah BBTF tahun ini. Kami berharap pameran pariwisata business to business (B2B) ini mampu menjadi wadah untuk mempromosikan destinasi serta produk wisata unggulan di Bali dan daerah lain di Indonesia kepada pasar internasional, sebagai upaya untuk mewujudkan Indonesia sebagai tujuan wisata kelas dunia yang berkelanjutan,” tutup Ngurah Ardita. (pr/win)