ILUSTRASI - Virus (Pixabay) |
BANUATODAY.COM, JAKARTA - Meski virus nipah belum terdeteksi di Indonesia, Pemerintah diingatkan untuk tetap waspada.
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah, khususnya Kemenkes agar bersiaga.
Pasalnya kasus virus nipah ini sudah terdeteksi di Kerala, India, dan menyebabkan dua orang meninggal dunia.
"Kemenkes harus meningkatkan deteksi dan surveilans agar data yang didapatkan akurat,” ungkap Netty dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Diketahui, penyakit virus Nipah ini dapat menyebabkan komplikasi pada otak dan penyakit pernapasan dengan angka kematian 40 persen hingga 70 persen terhadap manusia yang terinfeksi. Gejala yang ditimbulkan antara lain demam, sakit kepala, muntah, ruam, kesulitan bernapas, kejang, dan kebingungan.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), nipah adalah virus zoonosis yang ditularkan dari hewan yaitu babi dan jenis kelelawar, ke manusia, tetapi dapat juga ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia. Belum ditemukan obat atau vaksin untuk virus ini.
“Indonesia juga memiliki kelelawar buah yang dapat membawa virus Nipah sebagaimana pernah terjadi dan meledak kasusnya di Malaysia dan Singapura,” tambah Netty.
Netty meminta agar pemerintah mengetatkan pengawasan di gerbang-gerbang kedatangan internasional.
“Tingkatkan pengawasan terhadap orang-orang di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara, terutama bagi mereka yang berasal dari negara terjangkit virus Nipah,” tambah Netty.
Terakhir, Anggota DPR RI dari Dapil Cirebon-Indramayu itu meminta Kemenkes menyiapkan fasilitas kesehatan yang prima untuk mengantisipasi kasus virus nipah.
“Dokter, tenaga kesehatan, obat-obatan dan tempat tidur rumah sakit harus selalu tersedia jika sewaktu-waktu terjadi kasus virus Nipah di Indonesia. Jangan lagi ada cerita fasilitas kita kembali keteteran sebagaimana yang terjadi pada kasus Covid-19,” tandas Netty. (par/win)