Trending

Periode September, Kalsel Alami Deflasi 0,17 Persen

02102023 - BANUATODAY.COM - Indeks Harga Konsumen berdasarkan data BPS Kalsel. BPS.jpeg
BPS - Indeks Harga Konsumen berdasarkan data BPS Kalsel. (BPS)


BANUATODAY.COM, BANJARBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) pada September 2023 merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) yang terjadi deflasi m-to-m sebesar 0,17 persen atau terjadi penurunan dari 118,94 pada Agustus 2023 menjadi 118,73 pada September 2023. 

Tingkat inflasi yoy 2,72 persen dan tingkat inflasi ytd sebesar 1,35 persen.

“Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh sepuluh indeks kelompok pengeluaran, dengan kenaikan terbesar pada:

1. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,37 persen.

2. Rekreasi, olahraga dan budaya 6,13 persen.

3. Kelompok pendidikan 4,62 persen.

4. Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,27 persen.

5. Kelompok pakaian dan alas kaki 2,95 persen.

6. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,49 persen.

7. Kelompok transportasi sebesar 1,72 persen.

8. Kelompok penyediaan makanan, minuman dan restoran sebesar 1,11 persen.

9. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,97 persen.

10. Kelompok kesehatan sebesar 0,96 persen.

"Komoditas yang memberi andil terbesar inflasi yoy September 2023, antara lain beras, rokok kretek filter, sewa rumah, emas perhiasan, upah tukang, mobil, nasi dengan lauk, bawang putih, tarif bimbingan belajar dan pembalut wanita,” kata Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, Banjarbaru, Senin (02/10/2023).

Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yoy adalah bawang merah, bahan bakar rumah tangga, cabai merah, mangga, cabai rawit, ikan selangat, daging ayam ras, pepaya, tv berwarna, dan telur ayam ras.

Pada September 2023 dari 11 kelompok pengeluaran, 10 kelompok memberikan andil/ sumbangan inflasi yoy; dan 1 kelompok memberikan andil/sumbangan deflasi yoy.

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi terbesar, yaitu: 

- Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,27 persen; 

- Kelompok transportasi sebesar 0,20 persen; 

- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,41 persen; 

- Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,17 persen; 

- Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,18 persen;

- Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen; 

- Kelompok pendidikan sebesar 0,16 persen.

“Komoditas penyumbang andil inflasi yoy pada September 2023, antara lain beras, rokok kretek filter, sewa rumah, emas perhiasan, upah tukang, mobil, nasi dengan lauk, bawang putih, tarif bimbingan belajar dan pembalut wanita,” kata Martin. (pem/niz)

Lebih baru Lebih lama