Trending

Sosialisasi ke Sekolah, BNPT Korwil Himbau Siswa Hindari Tindakan Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme

SOSIALISASI: Pelajar antusias menyerap materi sosialisasi - Foto Dok


BANUATODAY.COM, BALANGAN - Ketua Tim Satgas Pencegahan Tindak Kejahatan Terorisme Provinsi Kalimantan Selatan, Kompol Gita Ahmadi Suhandi, memberikan pemaparan tentang bahaya intoleransi, radikalisme, dan terorisme kepada perwakilan siswa Sekolah Menengah Atas se-kabupaten Balangan, Kamis (26/10/2023).

Dalam kegiatan sosialisasi ini, Kompol Gita berharap agar generasi muda dapat terhindar dari ideologi radikal yang dapat mengancam nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.


"Intoleransi adalah sikap ketidakmampuan untuk menerima atau menghormati pandangan, keyakinan, atau budaya yang berbeda. Contoh kasus intoleransi termasuk penolakan terhadap agama atau kepercayaan lain," ungkap Kompol Gita.


Sementara itu, terorisme merujuk pada tindakan kekerasan atau ancaman serius yang dilakukan untuk mencapai tujuan politik atau ideologis dengan cara merugikan orang atau harta benda. 

"Contoh tindakan terorisme mencakup serangan bom atau pengeboman oleh kelompok teroris," ucapnya.

Sedangkan Radikalisme, di sisi lain, adalah dukungan kuat terhadap perubahan tajam dalam ideologi atau pandangan politik. Dalam konteks negatif, radikalisme dapat mengacu pada dorongan untuk menggulingkan pemerintah atau mengganti ideologi negara dengan yang baru, seperti berdasarkan hukum agama atau hilafah.

"Tidak ada agama yang memerintahkan untuk melakukan kejahatan," tegasnya.

Ia juga mengingatkan peserta sosialisasi tentang peran media sosial dalam penyebaran ideologi. Media sosial dan berbagai platform online dapat menjadi sarana bagi penyebaran paham radikalisme.

Tetap kita berhati-hati dalam bermedia sosial dan tidak sembarangan menyebarkan informasi atau propaganda, karena jaringan teroris tidak hanya beroperasi di dunia nyata, tetapi juga melalui media sosial,"tambahnya.

Selain itu, ia menegaskan pentingnya menjaga adab dan akhlak. Pengetahuan saja tidak cukup; penting juga untuk memiliki akhlak yang baik. 

"Pendidikan harus diimbangi dengan adab dan akhlak yang baik, karena tanpa itu, pengetahuan tidak memiliki nilai," tandasnya.(vro/fsl)

Lebih baru Lebih lama