Trending

Kuota Paling Banyak, BRI Dapat Alokasi KUR Rp165 Triliun Tahun 2024


ILUSTRASI


BANUATODAY.COM, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia mendapat kuota paling besar dalam alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikucurkan Pemerintah Indonesia tahun ini.

Melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Pemerintah menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp300 triliun pada 2024 ini.

BRI mendapat alokasi Rp165 triliun berkat portofolio UMKM terbesar di Indonesia.

Jumlah tersebut lebih rendah dari target tahun 2023 sebesar Rp194,4 triliun.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan perseroan berkomitmen untuk dapat memenuhi target tersebut.

Mengingat saat ini BRI sudah memiliki infrastruktur yang memadai serta sumber pertumbuhan baru melalui Ekosistem Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM.

“Dari sisi infrastruktur, saat ini BRI telah memiliki BRISPOT yang terus dioptimalisasikan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan tenaga pemasar (mantri).

“Selain itu kami juga akan mengoptimalkan potensi dari ekosistem model bisnis baru seperti PARI dan Localoka,” papar Supari, seperti dikutip KabarBUMN.com dari bri.co.id, Sabtu (13/1/2024).

Pada 2023 lalu, BRI sendiri berhasil menyalurkan KUR senilai Rp163,3 triliun kepada 3,5 juta debitur.

Mayoritas KUR BRI disalurkan untuk sektor produksi dengan proporsi mencapai 57,38%.

Supari menambahkan, BRI saat ini juga telah memiliki sumber pertumbuhan baru melalui Holding Ultra Mikro yang diyakini dapat mendorong penyaluran KUR kepada grass root.

“Dalam 2 tahun, integrasi dari ekosistem ultra mikro tersebut berhasil memberikan akses pembiayaan, literasi keuangan dan pemberdayaan kepada lebih dari 37 juta nasabah peminjam dan 165 juta rekening tabungan mikro.

“Di samping itu, penciptaan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat dan perekonomian grass root juga tercipta dari ekosistem ini.

“Salah satunya terbukti dari peningkatan 1 juta debitur ultra mikro yang naik kelas ke segmen mikro.

“Pendekatan oleh integrasi ekosistem ultra mikro ini dapat menjadi role model untuk menaikkelaskan pelaku usaha di ekonomi grass root secara terstruktur dan berkelanjutan (sustain),” jelas Supari.

Secara umum, ekosistem ultra mikro mampu membuka akses keuangan serta memberikan customer experience yang baik terhadap layanan keuangan yang di-customize sesuai dengan kebutuhan nasabah ultra mikro.

Hasilnya masyarakat segmen ultra mikro yang belum terlayani keuangan formal di Indonesia turun dari 30 juta orang di tahun 2018 menjadi hanya sekitar 9 juta pada tahun 2023. (bri/fzl)

Lebih baru Lebih lama