NILAI - Anggota DPRD Kalsel, Suripto Sumas berharap agar nilai-nilai Pancasila tetap utuh. |
BANUATODAY.COM, BANJARMASIN - Anggota DPRD Provinsi Kalsel Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Suripno Sumas, berharap pengamalan nilai-nilai Pancasila tetap utuh, jangan melemah, apalagi sampai hilang.
Harapan itu disampaikannya saat sosialisasi “Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila” di Banjarmasin, Ahad (4/2/2024). Menurutnya, nilai-nilai Pancasila pada dasarnya terdapat dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia.
“Namun kita khawatirkan nilai-nilai Pancasila yang sudah membudaya tergerus oleh pengaruh globalisasi,” ujar Sekretaris Komisi I DPRD Kalsel tersebut.
Oleh karena itu tegas Suripno, DPRD Kalsel melaksanakan revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila, sebagai salah satu upaya agar pengamalan nilai-nilai Pancasila tidak menghilang
Sosialisasi tersebut menghadirkan narasumber Sugiarto Sumas (pensiunan Kementerian Tenaga Kerja RI) dan H. Dedy Shopian (Anggota DPRD Kota Banjarmasin).
Dalam paparannya, Sugiarto antara lain menjelaskan pengertian revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila, yaitu memvitalkan dan mengaktualkan kembali nilai-nilai Pancasila.
Menurutnya, Pancasila merupakan hal vital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan cuma sekadar sebagai dasar negara secara formal.
“Sedangkan yang namanya barang vital, tanpa kita servis/pelihara dengan baik, bisa rusak. Itulah tujuan revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila, agar tingkat kevitalan tetap terjaga dan aktual,” tegas Sugiarto.
Sedangkan Dedy pada kesempatannya, menyinggung implementasi sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”, yang antara lain berkaitan dengan pemilu.
Sehubungan dengan Pemilu Tahun 2024, Anggota DPRD Kota Banjarmasin bergelar sarjana ekonomi itu mengenalkan contoh kartu suara dan mensimulasikan pencoblosan.
“Simulasi itu penting, agar warga tidak terjadi kekeliruan dalam mencoblos. Begitu pula dalam hal penghitungan suara, agar jangan sampai keliru,” tegas Dedy Shopian.
Ketika tanya jawab, yang banyak mengemuka adalah masalah bantuan sosial, atau bagian dari pelaksanaan sila kelima, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Warga merasa penerapan bansos selama ini terkesan masih kurang adil, seperti diduga ada penerima yang tidak betul-betul berhak. (naz/fsl)