PENGECEKAN - Gubernur H Sahbirin Noor atau Paman Birin melakukan pengecekan kendaraan BPBD Kalsel.(adpim kalsel) |
BANUATODAY.COM, BANJARBARU - Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor atau Paman Birin meminta jajarannya untuk menerapkan safety briefing sebelum melaksanakan rapat di kantor maupun di tempat lainya.
Safety briefing ini merupakan salah satu dari mitigasi bencana selain melakukan edukasi kepada masyarakat terkait apa saja dilakukan ketika terjadi bencana khususnya gempa.
Selain itu, safety briefing merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan sebelum memulai suatu pekerjaan, agar terciptanya kondisi kerja yang aman, selamat, dan terhindar dari resiko kecelakaan kerja dalam suatu pekerjaan.
Kebijakan ini disampaikan Tenaga Ahli Gubernur H. Noor Aidi pada saat rapat bersama BMKG Kalsel merespon gempa yang terjadi beberapa kali di Kalsel, Banjarbaru, Kamis (29/2) siang.
“Paman Birin menginginkan ada mitigasi apa yang harus dilakukan seperti safety briefing sebelum rapat di kantor seperti di Jakarta, selain itu ada juga edukasi kepada masyarakat,” katanya.
Disampaikanya, di setiap bangunan kantor, hotel sekolah hingga tempat wisata di Banua perlu punya jalur evakuasi khusus dan titik kumpul massa untuk digunakan saat terjadi bencana.
Ia menilai, peristiwa bencana gempa bisa saja menimbulkan korban. Untuk itu perlu untuk meminimalisir korban jiwa.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan (BMKG) Goeroeh Tjiptanto mengatakan, anggapan Kalimantan bebas gempa ternyata keliru.
Berdasarkan data BMKG, sebelum gempa di Kabupaten Banjar dengan magnitudo 4,8 dengan kedalaman 10 Km pada 13 Februari 2024 ternyata Kalsel pernah diguncang gempa di Pulau Laut Kotabaru dengan berkekuatan magnitudo 5,8 pada 5 Februari 2008.
Bahkan Kalsel pernah mengalami Tsunami di wilayah Pulau Samber Gelap tanggal 16 Maret Tahun 1917 dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter yang menimbulkan kerusakan parah di Pantai Pagatan.
Goeroeh Tjiptanto pun menyarankan agar pembangunan rumah di banua meniru Jepang.
“Kami menyarankan, membangun rumah seperti di Jepang, harus lulus uji tahan gempa,membangun rumah seperti itu tidak sembarangan,” katanya.
Selain itu, pentingnya edukasi kepada masyarakat apa saja yang harus dilakukan ketika terjadi bencana terutama di media sosial.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Bambang Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya dalam waktu dengan akan membuat Surat Edaran kepada Bupati dan Wali Kota terkait kewaspadaan bencana gempa.
Menurutnya, BPBD Kalsel sudah mengedukasi pelajar jenjang sekolah usia dini hingga menengah atas mengenai mitigasi bencana gempa bumi.
Dikatakanya, melalui edukasi ini para pelajar dan guru serta staf di sekolah mampu mengetahui beragam bencana yang terjadi di sekitar dan cara mengevakuasinya. (adp/fzl)