ADAT: Ritual budaya Laluhan yang dikemas sebagai perang di sungai - Foto Dok |
BANUATODAY.COM, KUALA KAPUAS - Atraksi budaya Suku Dayak Ngaju ritual Laluhan yang digelar dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-218 Kota Kuala Kapuas dan ulang tahun ke-73 Pemerintah Kabupaten Kapuas, Senin (29/2024) berlangsung seru dan meriah.
Ritual budaya Laluhan yang dikemas sebagai perang di sungai menggunakan tombak imitasi dari tanaman batang tanaman Suli dipusatkan di Dermaga Danumare yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Kapuas, di Kecamatan Selat.
Prosesi ritual atraksi budaya ini berlangsung seru dan meria, sejumlah armada kapal-kapal berlabuh dari kawasan rumah adat Betang Sei Pasah, Kecamatan Kapuas Hilir.
Perahu yang melintas juga ditumpangi Pj Bupati dan Forkopimda, para pejabat dan tokoh adat juga massa lainnya ini penuh dengan berbagai hiasan ornamen budaya Dayak.
Kapal-kapal tersebut lalu melintas di depan Dermaga Danumare, sementara di dermaga itu sendiri sudah ditunggu sejumlah pejabat dan tokoh adat dan warga lainnya.
Pada saat kapal berjarak sekira 25 meter dari dermaga maka perang-perangan dimulai saling serang dan saling lempar antara penumpang kapal dan undangan yang berada di dermaga. Atraksi budaya ini diwarnai penuh dengan kegembiraan dan keriangan.
Sementara itu acara Laluhan ini mendapat perhatian warga. Ratusan masyarakat Kota Kuala Kapuas terlihat antusias tumpah ruah memadati Dermaga Danumare menyaksikan keseruan atraksi budaya tersebut.
Damang Kepala Adat Kecamatan Selat, Manli D Apil yang memimpin ritual itu mengatakan, Laluhan ini merupakan tradisi masyarakat Dayak yang masih dilestarikan masyarakat Kabupaten Kapuas khususnya.
"Hari ini kita memeriahkan hari jadi ke-218 Kota Kuala Kapuas dan ulang tahun ke-73 Pemerintah Kabupaten Kapuas," kata Manli.
Menurutnya, Laluhan dari kata Laluh yang berarti pemberian yang diantarkan menggunakan perahu menggambarkan semangat gotong royong dan kebersamaan.
Atraksi budaya laluhan ini sebagai simbol kegigihan warga Dayak warga setempat memerangi kemiskinan dan keterbelakangan, agar dapat menjadi masyarakat yang maju dan mendukung upaya pembangunan, khususnya di Kabupaten Kapuas dan secara umum di Provinsi Kalimantan Tengah. (ags/fs)