SEKTOR - Kepala Daker Madinah Ali Machzumi (dua dari kiri) saat mendampingi Tim Monev ke Klinik Kesehatan Sektor 2 Madinah. (kemenag) |
BANUATODAY.COM, MADINAH - Jemaah haji Indonesia yang memiliki keluhan penyakit, ke depannya akan mendapatkan perawatan yang sudah disiapkan di klinik kesehatan sektor.
Pendirian klinik kesehatan tersebut saat ini telah diinisiasi oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah.
Kadaker Madinah Ali Machzumi mengatakan, ide awal pendirian klinik ini karena pihaknya melihat jemaah haji memerlukan perawatan di masing-masing sektor.
Dikatakan Ali, sebenarnya ide pembentukan klinik ini sudah muncul sejak tahun lalu. Idenya, klinik didirikan di setiap hotel.
Meski begitu, adanya klinik skala sektor ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan perawatan pada jemaah yang membutuhkan, mengingat kondisi hotel-hotel di satu sektor yang tidak terlalu berjauhan.
“Jemaah yang dalam kondisi sangat darurat bisa langsung ditangani di klinik satelit ini," ujar Ali saat mendampingi Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) PPIH Arab Saudi di Hotel Abraj Tabah Madinah, Jumat (31/5/2024).
Meskipun baru terwujud di akhir gelombang pertama, Ali berharap klinik ini sudah bisa berjalan di gelombang kedua.
"Sehingga lebih memberikan manfaat kepada jemaah haji kita di gelombang kedua nanti karena waktunya cukup panjang, apalagi jumlah kloternya juga lebih banyak daripada gelombang pertama," ujarnya.
Nantinya, kata Ali, klinik sejenis akan didirikan di semua sektor di Madinah yang mencakup lima sektor.
"Kami komunikasikan terus. Semoga dalam satu atau dua hari ini akan ada progres di sektor lain," ujarnya.
Dia menambahkan, didirikannya klinik ini juga diharapkan dapat mengurangi kepadatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
"Di Madinah ini (KKHI) cukup jauh, kalau jemaah di Madinah membutuhkan kedaruratan awal, sedangkan jalan raya dalam kondisi crowded, mobilisasinya menjadi cukup lama. Jadi keberadaan klinik ini sangat bermanfaat," pungkas Ali.
Tim Monev mengapresiasi inisiatif PPIH Daker Madinah membentuk klinik kesehatan sektor. Klinik ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi yang lain.
"Kami mengapresiasi inovasi ini. Bahwa ada inisiasi untuk melayani jemaah (haji) lebih dari rutinitas tahunan. Ada inovasi-inovasi baru terkait nyawa dan kesehatan. Mudah-mudahan ini menjadi uswatun hasanah (contoh yang baik) bagi yang lain," ujar Ketua Tim Monev Prof. Masnun Tahir.
Lebih lanjut, Rektor Universitas Islam Negeri Mataram ini mengatakan meskipun kecil, klinik ini diharapkan memiliki manfaat yang besar.
"Walaupun kita tidak berharap bisa terisi setiap hari," kata Prof. Masnun.
Karena itu, kata Masnun, pihaknya akan merekomendasikan klinik skala sektor ini didirikan di sektor-sektor lain. Diharapkan inovasi seperti ini akan menjadi sebuah kebijakan di masa yang akan datang.
Penanggung Jawab Klinik Kesehatan Sektor 2 Madinah, dr. Ricky Atrian mengatakan klinik memiliki fasilitas ruang perawatan dan ruang isolasi.
Masing-masing ruang memiliki tiga bed. Selain itu, klinik juga dilengkapi sejumlah peralatan medis seperti nebulizer, EKG, dan alat infus.
"Klinik ini untuk situasi emergency dan observasi. Jika nanti bekepanjangan nanti akan dirujuk ke rumah sakit," ujarnya.
Turut hadir dalam kunjungan ini Kepala Satuan Pengendali Tugas (Dalgas) PPIH Arab Saudi Hasan Basri Sagala bersama anggota Tim Monitor dan Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji diantaranya Rektor UIN Imam Bonjol Padang Prof. Martin Kustati, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof. Ahmad Muzakki, Kepala Biro Keuangan dan BMN Subarja, dan Karo Hukum dan KLN Ahmad Bahiej. (ril/sun)