ILUSTRASI |
BANUATODAY.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk menurunkan harga tiket Pelita Air.
Sebab, menurutnya, harga tiket Pelita Air sedikit lebih mahal dari kompetitor lainnya seperti TransNusa, Lion Air, dan Super Air Jet.
“Harga tiket Pelita Air cenderung lebih mahal dibandingkan kompetitor sekelasnya,” kata Deddy dalam Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri BUMN di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (7/6/2024).
Berdasarkan pengamatan beberapa kali, harga tiket Pelita Air dan maskapai Low Cost Carrier (LCC) lainnya memang rata-rata selisih Rp50 ribu hingga Rp100 ribuan.
Meskipun tipis, selisih harga ini akan membuat calon penumpang berpikir ulang dan bisa jadi pindah ke maskapai lain jika Pelita Air tidak menawarkan benefit lain ke penumpang.
“Jika dibiarkan seperti ini terus nanti penumpang kabur sebaiknya pikirkan langkah-langkah agar harga tiket semakin terjangkau,” ungkap Deddy.
Ia menuturkan jika maskapai yang rutenya masih sedikit, seperti Pelita Air yang hanya terbang dua hingga tiga kali sehari, biasanya memang lebih tepat waktu.
Akan tetapi, kalau sudah ada masalah teknis, delay-nya pun bisa sangat lama karena jumlah pesawat penggantinya terbatas.'
“Perbanyak pesawatnya agar jika ada masalah penumpang tidak menunggu terlalu lama,” pungkasnya. (par/sun)