BANUATODAY.COM, GRESIK - PT Freeport Indonesia (PTFI) baru saja meresmikan operasional smelter barunya yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.
Acara peresmian ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, serta Presiden Direktur PTFI Tony Wenas.
“Pabrik ini luar biasa. Dalam waktu 30 bulan sejak groundbreaking oleh Presiden, pembangunannya bisa selesai tepat waktu.
"Ini pencapaian yang luar biasa,” ujar Airlangga dalam sambutannya, dilansir ptfi.co.id, Minggu (30/6/2024).
Ia menambahkan bahwa pembangunan smelter ini adalah bagian dari perjanjian Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Proses pembangunan smelter ini berlangsung sesuai jadwal, dengan operasional dimulai pada Agustus dan diperkirakan mencapai kapasitas penuh pada Desember 2024.
Airlangga menyatakan, “Smelter ini sangat tepat waktu karena energi terbarukan sedang menjadi tren dan membutuhkan mineral kritis seperti tembaga.”
Dengan adanya smelter ini, aktivitas penambangan hingga pemurnian tembaga dilakukan di dalam negeri, memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.
BACA JUGA : Dilepas Acil Odah, Paman Birin Pimpin Langsung Rombongan Turdes Ke 10 Susuri Kabupaten Se-Kalsel
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyampaikan rasa syukur dan bahagianya atas beroperasinya smelter ini, mengingat proses pembangunannya menghadapi berbagai tantangan.
“Ini adalah perjalanan panjang dan tidak mudah. Ada banyak dinamika dan bahkan pandemi COVID-19. "Namun, hari ini kita bisa melihat smelter ini beroperasi, menunjukkan komitmen Freeport dalam memenuhi syarat IUPK,” kata Bahlil.
Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Suswantono, yang mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan bahwa Kementerian ESDM terus memantau pembangunan smelter ini.
“Peresmian operasi smelter Freeport menandai dimulainya hilirisasi mineral di Indonesia, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo,” jelas Bambang.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menambahkan bahwa smelter baru ini merupakan bagian dari komitmen PTFI mendukung kebijakan hilirisasi mineral tembaga pemerintah.
Menurutnya, tembaga akan sangat dibutuhkan di masa depan, terutama dengan transisi energi yang membutuhkan banyak tembaga.
“Pembangunan smelter baru ini adalah langkah yang tepat, mengingat permintaan tembaga dunia yang terus meningkat.
"Ini akan mempercepat pembentukan ekosistem kendaraan listrik dan mendukung visi Indonesia Emas,” kata Tony.
Acara peresmian ini berlangsung di area Tangki Asam Sulfat, ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti.
Hadir juga dalam acara ini Pj. Gubernur Jawa Timur yang diwakili Pj. Sekdaprov Jawa Timur Bobby Soemiarsono serta Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.
Smelter baru PTFI ini memiliki kapasitas untuk memurnikan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Selain menghasilkan katoda tembaga, smelter ini juga menghasilkan lumpur anoda yang akan dimurnikan di Precious Metal Refinery (PMR) menjadi emas dan perak batangan serta Platinum Group Metals (PGM).
Hingga akhir Mei 2024, investasi PTFI untuk pembangunan smelter ini telah mencapai 3,67 miliar dolar AS atau sekitar Rp58 triliun. (bis/sun)