Trending

Apindo Kalsel Gelar Musprov VIII, Bahas Dampak Positif Pembangunan IKN

MUSYAWARAH - Apindo Kalsel gelar Musyawarah Provinsi VIII di Banjarmasin, Mahligai Pancasila.


BANUATODAY.COM, BANJARMASIN - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Selatan (Kalsel) menyelenggarakan Musyawarah Provinsi (Musprov) VIII di Banjarmasin, Rabu (18/9) pagi. Dalam acara ini, Apindo fokus membahas dampak positif dari pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terhadap perkembangan di Banua, sebutan untuk Kalsel.

Sunardi, Ketua Organizing Committee (OC) Musprov VIII, menyampaikan bahwa acara ini dihadiri oleh 10 dari 12 perwakilan Apindo dari kabupaten dan kota di seluruh Kalsel.

"Peserta yang hadir berasal dari 10 perwakilan kabupaten/kota di Kalsel," ucap Sunardi saat memberikan sambutan.

Musprov VIII Apindo Kalsel terbagi dalam tiga sesi utama, yaitu pembukaan, seminar nasional, dan pemilihan ketua Apindo Kalsel.

Sunardi, Ketau OC Musprov VIII Apindo Kalsel.
 

"Seminar nasional kali ini mengangkat tema tentang dampak positif IKN bagi Kalsel sebagai daerah penyangga," jelasnya.

Sunardi berharap acara ini dapat berlangsung dengan lancar dan aman.

"Kami berharap kegiatan ini berjalan lancar. Terima kasih kepada Gubernur Kalsel, Paman Birin, yang telah memberikan izin penggunaan gedung Mahligai Pancasila untuk Musprov VIII kali ini," ujarnya.

Ketua Apindo Kalsel, Supriadi, menyatakan bahwa hubungan antara Apindo dan serikat pekerja di Kalsel selama ini telah berjalan harmonis.

"Walaupun ada sedikit gesekan, itu merupakan bagian dari dinamika," katanya sambil tersenyum.

Supriadi juga mengungkapkan alasan pemilihan tema mengenai dampak positif IKN terhadap pembangunan di Kalsel pada Musprov kali ini.

"Kita menyadari bahwa keberadaan IKN akan memberikan dampak yang luar biasa bagi Kalsel," paparnya.

Salah satu dampaknya adalah pengurangan kesenjangan pembangunan antara Kalimantan dan Jawa.

"Dengan adanya IKN, pembangunan akan lebih terfokus di Kalimantan," tambahnya.

Supriadi mengakui bahwa selama ini Kalimantan terasa terisolasi, salah satunya karena mahalnya harga tiket pesawat.

"Untuk penerbangan domestik ke Kalimantan saja cukup sulit. Misalnya, untuk ke Kaltim, harga tiket pesawat bisa mencapai Rp1,5 - 1,6 juta," jelasnya.

"Berbeda dengan di luar negeri, pengalaman saya terbang selama 6 jam hanya memerlukan 600 dolar. Sedangkan dari Kalsel ke Jakarta bisa mencapai Rp1,3 juta," pungkas Supriadi.

Lebih baru Lebih lama