BANUATODAY.COM,BANJARMASIN- Sebagai bagian dari upaya mendorong ketahanan ekonomi mandiri di sektor lembaga kesejahteraan sosial, Ikatan Keluarga Pengurus Panti Indonesia (IKAPPI) Kalimantan Selatan menggelar Seminar Kewirausahaan bertemakan "Membangun Amal Usaha Agar Panti Asuhan Mandiri", bertempat di Hotel Palm Banjarmasin, Sabtu (14/12/2024).
Wakil Wali Kota Banjarmasin Arifin Noor membuka secara resmi kegiatan itu sekaligus memberikan gagasan dan petuah inspiratif untuk mengembangkan kewirausahaan berbasis lokal yang diikuti oleh seluruh lembaga kesejahteraan sosial (LKS) Panti Asuhan yang ada di Kalsel. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber handal yang memberikan wawasan terkait pengelolaan usaha mandiri.
“Seminar ini sangat penting karena bertujuan menjadikan panti asuhan di Kalimantan Selatan mandiri melalui kewirausahaan. Kami berharap usaha-usaha kreatif seperti beternak itik di Amuntai dapat menjadi contoh yang dapat direplikasi,” ujar Arifin Noor dalam arahan.
Lanjut, ia menekankan bahwa kewirausahaan tidak harus dimulai dengan modal yang besar, tetapi membutuhkan kreativitas, kualitas produk, dan konsistensi. Salah satu ide sederhana yang dia sampaikan adalah berjualan makanan lokal dengan cita rasa unggulan.
“Misalnya, membuka satu outlet saja seperti gerobak pentol yang enak dan nyaman. Jika dikelola dengan baik, satu gerobak bisa menghasilkan pendapatan harian Rp100.000 hingga Rp300.000. Kuncinya adalah rasa yang lezat dan kenyamanan pelanggan,” jelasnya.
Ia juga mencontohkan usaha kuliner khas daerah seperti Ketupat Kandangan atau Paliat Tabalong yang memiliki potensi besar jika dikembangkan dengan standar cita rasa tinggi. Bahkan, usaha kecil semacam itu bisa mendatangkan keuntungan hingga Rp3 juta per bulan. Selain itu, Arifin juga menyebutkan contoh sukses amal usaha Aisyiyah' Muhammadiyah dengan produk kuliner seperti Jukung Julak yang menyajikan Soto Banjar berkualitas premium.
“Kita perlu mengangkat potensi lokal. Pelanggan tidak akan ragu membayar lebih mahal untuk rasa yang memuaskan. Saya harap ide-ide ini dapat memotivasi para pengelola panti asuhan untuk menciptakan usaha yang berdaya saing tinggi, sehingga panti asuhan tidak lagi bergantung sepenuhnya pada donasi,” tambahnya.
Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal perubahan paradigma pengelolaan panti asuhan dari hanya mengandalkan bantuan menjadi entitas lembaga yang produktif dan mandiri secara ekonomi.
Dengan kewirausahaan berbasis komunitas dan potensi lokal, panti asuhan dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak yang diasuh sekaligus berkontribusi pada perekonomian daerah, “Mari kita buktikan bahwa panti asuhan juga bisa menjadi pelopor kewirausahaan kreatif dan inspiratif di Kalimantan Selatan," tandasnya.(Naz/fsl)