![]() |
TUMBUH: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Selatan menilai sektor keuangan daerah tetap stabil dan tumbuh positif hingga akhir 2024, mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah. - Foto Dok |
BANUATODAY.COM, KALSEL - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan menilai bahwa sektor keuangan di Kalsel hingga akhir 2024 tetap stabil dan mengalami pertumbuhan yang positif. Hal ini berkontribusi pada perekonomian daerah, yang tumbuh sebesar 5,15 persen pada Triwulan IV 2024 dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,02 persen (yoy). Di tingkat regional Kalimantan, Kalsel berada di posisi kedua setelah Kalimantan Timur yang mencatat pertumbuhan 6,17 persen (yoy).
Perbankan di Kalsel Terus Tumbuh
Sektor perbankan di Kalsel menunjukkan tren positif. Pada Desember 2024, total kredit yang disalurkan bank mencapai Rp77,77 triliun, naik 20,23 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kredit produktif, yaitu pinjaman untuk usaha dan investasi.
Dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga/DPK) juga meningkat 15,22 persen yoy, mencapai Rp102,47 triliun. Secara keseluruhan, aset perbankan juga tumbuh 15,20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tingkat kesehatan perbankan tetap terjaga, dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan-to-Deposit Ratio/LDR) berada di angka 84,19 persen. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) masih rendah, hanya 0,95 persen, menunjukkan bahwa risiko kredit tetap terkendali.
Industri Keuangan Nonbank juga Berkembang
Di sektor keuangan nonbank, Dana Pensiun BPD Kalsel mencatat pertumbuhan aset yang stabil dalam lima tahun terakhir, dengan kenaikan 8,26 persen yoy.
Industri modal ventura di Kalsel juga mengalami peningkatan. Pada akhir 2024, total pembiayaan modal ventura yang disalurkan mencapai Rp97 miliar, naik 29,3 persen dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar pembiayaan ini terserap di Kota Banjarmasin (Rp62 miliar) dan Kota Banjarbaru (Rp20 miliar).
Sementara itu, perusahaan pembiayaan (leasing) di Kalsel mencatat pertumbuhan pembiayaan 3,60 persen yoy, dengan total penyaluran terbesar digunakan untuk investasi (Rp5,9 triliun), pembiayaan multiguna (Rp4,2 triliun), dan modal kerja (Rp1,4 triliun). Sebagian besar pembiayaan ini digunakan untuk sektor pertambangan dan penggalian.
Di industri fintech peer-to-peer (P2P) lending, jumlah pinjaman yang masih berjalan mencapai Rp831 miliar, tumbuh pesat 53,67 persen yoy. Kredit macet tetap terjaga pada 1,81 persen, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional (2,52 persen). Meski penyaluran pinjaman di Kalsel mencapai Rp8,8 triliun, mayoritas sumber dananya berasal dari luar daerah.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, sektor keuangan di Kalimantan Selatan terus berkembang dengan stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan tren positif ini, diharapkan masyarakat dan pelaku usaha semakin mudah mengakses layanan keuangan untuk menunjang perekonomian lokal. (naz/fsl)