![]() |
INOVASI: Puskesmas di Balangan saat menerapkan inovasi Buras - Foto Dok Mcb |
BANUATODAY.COM, BALANGAN - Tingginya angka komplikasi pada ibu hamil di Kabupaten Balangan sesuai data laporan bulanan KIA tahun 2023 ada 643 kasus dan 2024 ada 596 kasus, Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan menerapkan inovasi Buras (Bumil Resiko Tinggi dengan USG).
Inisiator Maya Sari, mengatakan, inovasi ini berfokus pada pendeteksian dan menscrening ibu hamil yang berisiko tinggi untuk dipantau secara komprehensif.
BACA JUGA: Wujudkan Swasembada Energi, PLN Akselerasi Pengembangan Hidrogen di Tanah Air
Sebelum adanya inovasi ini ia menjelaskan, bidan di desa memotivasi ibu hamil pada kunjungan hamil pertama untuk melakukan USG ke RS. USG trimester I seharusnya dilakukan pada usia kehamilan di bawah 12 minggu.
"Ternyata dilapangan didapati banyak ibu hamil yang terlambat melakukan USG TM I dikarenakan jarak yang jauh ke RS dan sulitnya akses menuju RS. Sering juga terlambatnya ditemukan resiko tinggi pada ibu hamil yang dikarenakan tidak terpaparnya ibu hamil dengan pemeriksaan USG," imbuhnya, Rabu (16/4/2025)
Setelah adanya inovasi ini lanjutnya, maka penjaringan ibu hamil trimester I yang belum melakukan USG dan ibu hamil dengan resiko tinggi harus dipantau secara komprehensif, dokter umum dan bidan lebih komprehensif dalam mendeteksi pada ibu hamil berisiko tinggi
Melalui inovasi ini juga mendekatkan rujukan dengan dokter spesialis, untuk diagnosa status resiko pada ibu hamil lebih pasti karena ditangani langsung dengan dokter ahli, serta dokter spesialis kandungan melakukan pendampingan secara komprehensif dengan dokter umum, sehingga pelaksanaan pendeteksian resiko tinggi pada ibu hamil jauh efektif, sehingga angka rujukan ke rumah sakit menjadi lebih berkurang, dan komplikasi pada ibu hamil lebih cepat tertangani.
"Keunggulan inovasi ini yaitu dapat menscrening secara dini komplikasi pada hamil, serta diagnose yang diberikan lebih tepat, dan masyarakat tidak jauh menjangkau rujukan serta mendekatkan ibu hamil untuk konsultasi dengan dokter spesialis kandungan secara langsung," ujar dia.
Kemudian dokter spesialis juga melakukan pendampingan terhadap dokter umum dipuskesmas untuk penjaringan screening terhadap ibu hamil yang berisiko tinggi, pendampingan dilakukan secara komprehensif, agar pelaksanaan screening terpantau dengan baik.
"Melalui inovasi ini kami berupaya dalam menurunkan angka komplikasi pada ibu hamil dan angka kematian ibu, mengidentifikasi sedini mungkin ibu hamil yang berisiko mengalami masalah kesehatan, memastikan semua ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas," jelasnya.
BACA JUGA: Kualitas Darah PMI Banjarmasin Sesuai Standar Nasional, 3 Sertifikat Sekaligus Diraih
Kemudian mencegah terjadinya penyulit pada ibu hamil melalui pemeriksaan kehamilan secara teratur, imunisasi, pemberian makanan tambahan, dan promosi perilaku hidup sehat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu hamil.
"Berkat inovasi ini, maka angka komplikasi pada ibu hamil dari tahun ketahun mengalami penurunan, 2022 ada 665 kasus, ditahun 2023 643 kasus dan tahun 2024 ada 596 kasus," tutupnya. (mcb/ra/fs)